Pilihan itu memang tidak datang pd kita ketika kita menginginkannya, mengharapkannya dan menginginkannya. Karena Allah mengetahui bagaimana dan siapa yg dipilihNYA Karena Allah mengetahui apa yang terbaik untuk kita daripada diri kita sendiri. Karena Allah memberi apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan.

Kamis, 26 April 2012
Rabu, 25 April 2012
Harus Berubah
Aku lelah...
Hidup bagai tak berarah
Harapan terasa musnah
Ikut kajian uda gak pernah
Kerjaannya dikit-dikit marah
Saat bertengkar gak mau kalah
Sering maksiat tapi ga ngerasa salah
Kalau mau qiyamullail terasa susah
Haduuhh.... gimana nih ruhiyah?
Semakin hari semakin parah
Hidup bagai tak berarah
Harapan terasa musnah
Ikut kajian uda gak pernah
Kerjaannya dikit-dikit marah
Saat bertengkar gak mau kalah
Sering maksiat tapi ga ngerasa salah
Kalau mau qiyamullail terasa susah
Haduuhh.... gimana nih ruhiyah?
Semakin hari semakin parah
Ya Allah... Aku FutuR...
Aku ini lagi futur
Kerjaanku diundur-undur
Setiap ada kajian, maunya kabur
Iman di dada serasa luntur
Gak enak banget sih futur
Hidup gak teratur
Di kantor sering lembur
Tiap kali bangun pagi kudu dibanjur
Maunya tuh di kampus libur
Karena klo di kelas cuma tidur
Trus pikirannya ngawur
Udah gitu ngomongnya ngelantur
Malah ada yang bilang aku takabur
Kerjaanku diundur-undur
Setiap ada kajian, maunya kabur
Iman di dada serasa luntur
Sekarang aku lagi futur
Dengan non mahram sering campur
Dengan saudara sendiri gak akur
Dengan sesama muslim gak mau baur
Hidup gak teratur
Di kantor sering lembur
Tiap kali bangun pagi kudu dibanjur
Maunya tuh di kampus libur
Karena klo di kelas cuma tidur
Trus pikirannya ngawur
Udah gitu ngomongnya ngelantur
Malah ada yang bilang aku takabur
AKHWAT SEJATI
Akhwat sejati tidak dilihat dari jilbabnya yang lebar & anggun, Tetapi dilihat dari kedewasaannya dalam bersikap.
Akhwat sejati tidak dilihat dari retorikanya ketika aksi, Tetapi dilihat dari kebijaksanaannya dalam mengambil keputusan.
Akhwat sejati tidak dilihat dari banyaknya ia berorganisasi, Tetapi sebesar apa tanggung jawabnya dalam menjalankan amanahnya.
Akhwat sejati tidak dilihat dari tasnya yang selalu membawa Al – Qur’an, Tetapi dilihat dari pemahaman & pengamalan terhadap isi Al – Qur’an tersebut.
Akhwat sejati tidak dilihat dari retorikanya ketika aksi, Tetapi dilihat dari kebijaksanaannya dalam mengambil keputusan.
Akhwat sejati tidak dilihat dari banyaknya ia berorganisasi, Tetapi sebesar apa tanggung jawabnya dalam menjalankan amanahnya.
Akhwat sejati tidak dilihat dari tasnya yang selalu membawa Al – Qur’an, Tetapi dilihat dari pemahaman & pengamalan terhadap isi Al – Qur’an tersebut.
Sedih yang Tercela dan Terpuji
Setiap orang pasti pernah bersedih seperti kala diberi cobaan atau ujian oleh Allah Ta’ala. Perlu diketahui sedih asalnya tidak bisa menolak bahaya atau mendatangkan manfaat, artinya yang disedihkan atau diratapi tidak bisa kembali. Namun sedih itu sendiri bisa terpuji dan bisa pula tercela. Kapan sedih itu berbuah pahala dan sebaliknya? Hal itu diterangkan oleh Ibnu Taimiyah berikut ini.
Abul ‘Abbas Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,
Sedih tidaklah diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Bahkan kadang sedih itu terlarang dalam beberapa keadaan tatkala dikaitkan dengan hal agama. Seperti firman Allah Ta’ala,
وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman” (QS. Ali Imron: 139).
Sedih tidaklah diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Bahkan kadang sedih itu terlarang dalam beberapa keadaan tatkala dikaitkan dengan hal agama. Seperti firman Allah Ta’ala,
وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman” (QS. Ali Imron: 139).
Renungan
Aku tersesat dalam kelalaian, sedang kematian bergerak kearahku,
semakin lama semakin mendekat.
Jika aku tidak mati hari ini, aku pasti mati esok. Aku manjakan tubuhku dengan pakaian-pakaian halus dan mewah, sedikit berpikir bahwa itu akan membusuk dan hancur dalam kubur.
Aku bayangkan tubuhku remuk menjadi debu dalam lubang kubur, Di bawah gundukan tanah. Keindahan tubuhku akan berangsur-angsur hilang, sedikit demi sedikit berkurang hingga tinggallah kerangka, tanpa kulit dan daging. Aku melihat detik-detik kehidupan lambat laun habis, namun keinginan-keinginanku masih belum terpenuhi. Suatu perjalanan panjang terbentang di hadapanku, sedangkan aku tiada bekal untuk jalan itu.
Jika aku tidak mati hari ini, aku pasti mati esok. Aku manjakan tubuhku dengan pakaian-pakaian halus dan mewah, sedikit berpikir bahwa itu akan membusuk dan hancur dalam kubur.
Aku bayangkan tubuhku remuk menjadi debu dalam lubang kubur, Di bawah gundukan tanah. Keindahan tubuhku akan berangsur-angsur hilang, sedikit demi sedikit berkurang hingga tinggallah kerangka, tanpa kulit dan daging. Aku melihat detik-detik kehidupan lambat laun habis, namun keinginan-keinginanku masih belum terpenuhi. Suatu perjalanan panjang terbentang di hadapanku, sedangkan aku tiada bekal untuk jalan itu.
Kamis, 19 April 2012
Words...
Langganan:
Postingan (Atom)